Disini aku mengurut malam
Menantang para halilintar datang menyambar
Menantang mereka yang mengeluarkan taring kerakusan
Ketika imflasi melambung tinggi
Ketika krisis moral mendarah daging
Para koruptur di negri dongeng
Disini aku menjelajahi lorong kemunafikan
Para pejabat negri pertiwi
Singgah tanpa rasa belas kasih
Para diktator yang kolot
Lepas
Mereka kirim kertas palsu
Menghancurkan perekonomian rakyat
Membumi hanguskan karakter si penabur budi
Kembali aku berkata bersama mereka para penjilat
Anjing-anijng kantor yang hipersex
Poli tikus-tikus kantor yang terkutuk
Kuharap negriku kembali cerah
Secerah hati manusia pinggiran
Yang menopang hidup dengan kebijakan halilintar
Di penghujung musim
Katakan kepada kami
Wahai manusia berpangkat
Katakan tentang imflasi kemaren pagi
Katakan bahwa kau siap membenahi kebodohanmu
Katakan bahwa kau tak di perbudak oleh rupiah
Katakan pula tentang semua kerakusanmu
Jika waktu telah tiba
Biarkan semut merah memasungmu
Di gantungan baju kebesaran kalian
Sehingga musnahlah kebijakan di negri dongeng
Oleh : Rgal Jal-Jol
Kamis, 11 Maret 2010
AKU BERKATA
Aku berkata tidak hanya di mulut saja
Tapi dari hati untuk hati-hati
Yang memiliki hati nurani
Yang tak punya hati belas kasih
Jujur aku berkata
Dari bongkahan gunung-gunung sana
Yang mengeluarkan lahar-lahar panas
Lantaran kerakusan manusia
Biarkan aku berkata
Tentang sesuatu yang teramat nista
Tentang penjara buat penghuni kemerdekaan
Yang kemerdekaan tak bisa di percaya
Kemerdekaan yang tak merata
Aku berkata untuk semua yang terhina
Tumbangkan cemara-cemara yang tak berseruling
Tumbuhkan akar-akar manusia sepertiku
Biarkan kebebasan hak-hak manusia
Yang seringkali dibikin tak berdaya
By : Dahsyat
Tapi dari hati untuk hati-hati
Yang memiliki hati nurani
Yang tak punya hati belas kasih
Jujur aku berkata
Dari bongkahan gunung-gunung sana
Yang mengeluarkan lahar-lahar panas
Lantaran kerakusan manusia
Biarkan aku berkata
Tentang sesuatu yang teramat nista
Tentang penjara buat penghuni kemerdekaan
Yang kemerdekaan tak bisa di percaya
Kemerdekaan yang tak merata
Aku berkata untuk semua yang terhina
Tumbangkan cemara-cemara yang tak berseruling
Tumbuhkan akar-akar manusia sepertiku
Biarkan kebebasan hak-hak manusia
Yang seringkali dibikin tak berdaya
By : Dahsyat
Kamis, 25 Februari 2010
SEJARAH EGOIS
Sayup-sayup terdengar
Sebilah jurus diatas rel-rel terjepit
Mengusap kening para penyamun berhati sempit
Di biatara para biksu berpenyakit
Lemah lembut serasa merasup
Bagai bidadari yang basah kuyup
Mengekang kata lewat mulut
Tak tersebar kebelakang lutut
Menetes bergemericik
Mengupas kepintaran para kaum licik
Lewat satu nafas yang tak tertarik
Kemudian semua menukik
Sedu-sedan para cicak melahap nyamuk
Di gerbang amarah yang mengamuk
Sebekas air suci tak berbentuk
Bagai pusara di atas perut
Sepoi-sepoi segurat kemerdekaan
Dari jiwa kaum telanjang
Yang menulis lima rekaan
Bersandarkan kalimat piaraan
Dari tandus bebatuan kemarau
By : Dahsyat
Sebilah jurus diatas rel-rel terjepit
Mengusap kening para penyamun berhati sempit
Di biatara para biksu berpenyakit
Lemah lembut serasa merasup
Bagai bidadari yang basah kuyup
Mengekang kata lewat mulut
Tak tersebar kebelakang lutut
Menetes bergemericik
Mengupas kepintaran para kaum licik
Lewat satu nafas yang tak tertarik
Kemudian semua menukik
Sedu-sedan para cicak melahap nyamuk
Di gerbang amarah yang mengamuk
Sebekas air suci tak berbentuk
Bagai pusara di atas perut
Sepoi-sepoi segurat kemerdekaan
Dari jiwa kaum telanjang
Yang menulis lima rekaan
Bersandarkan kalimat piaraan
Dari tandus bebatuan kemarau
By : Dahsyat
Jumat, 19 Februari 2010
sarat akan makna
sejak pmemanis jujur
sejak lumrah bicara
harus menupang
kesejantian sementara
kalut sejenak
mengusap kening
di kediaman malaikat
yang harus mengusik
sejak lumrah bicara
harus menupang
kesejantian sementara
kalut sejenak
mengusap kening
di kediaman malaikat
yang harus mengusik
sarat akan makna
sejak pmemanis jujur
sejak lumrah bicara
harus menupang
kesejantian sementara
kalut sejenak
mengusap kening
di kediaman malaikat
yang harus mengusik
sejak lumrah bicara
harus menupang
kesejantian sementara
kalut sejenak
mengusap kening
di kediaman malaikat
yang harus mengusik
Jumat, 01 Januari 2010
Inikah Jawabannya
setelah aku merasa
setelah aku mendengar
setelah aku melihat
setelah aku meraba
dan setelah aku menangis
keangkuhan jiwa mulai terlihat
semangat mulai mengendor
tapi tak mampu menggedor
tapi tak mampu menjebol
sesaat aku menjerit
mungkin genit
ataupun sengit pertengkaran hati
melalui petualangan sejengkal harapan
yang semakin mulai meratapi
selalu aku berkhotbah kunjungi kedamaian
terkadang aku mengemis secuil hasil
sejalan aku meratap memuja
berbagai harapan coba luncurkan
dengan mungkin semangat juga mungkin adanya
aku mencoba berlari temui gurun gersang
ter umbar harta yang tumbang di belahan dunia
inikah jawaban yang harus aku temui
diantar fajar dan senja berbusa
By: Dahsyat
setelah aku mendengar
setelah aku melihat
setelah aku meraba
dan setelah aku menangis
keangkuhan jiwa mulai terlihat
semangat mulai mengendor
tapi tak mampu menggedor
tapi tak mampu menjebol
sesaat aku menjerit
mungkin genit
ataupun sengit pertengkaran hati
melalui petualangan sejengkal harapan
yang semakin mulai meratapi
selalu aku berkhotbah kunjungi kedamaian
terkadang aku mengemis secuil hasil
sejalan aku meratap memuja
berbagai harapan coba luncurkan
dengan mungkin semangat juga mungkin adanya
aku mencoba berlari temui gurun gersang
ter umbar harta yang tumbang di belahan dunia
inikah jawaban yang harus aku temui
diantar fajar dan senja berbusa
By: Dahsyat
Sajak Untuk Kekasih
mungkin saja aku kaku
atau mungkin aku malu
saat aku mulai tau
yang penting adalah satu
diantara lembayu rayu
menapaki rasa ragu
hatipun mulai menderu
kibas-kibas senja
menantang murka
diantara surga
dan nerka
mengusung asa
pada hati yang binasa
murkanya hanya sekali
menyiasati ruag hati
yang kini mulai mati
terkapar sepi
mengiangi hari-hari
yang kian tanpa henti
By : Dahsyat
atau mungkin aku malu
saat aku mulai tau
yang penting adalah satu
diantara lembayu rayu
menapaki rasa ragu
hatipun mulai menderu
kibas-kibas senja
menantang murka
diantara surga
dan nerka
mengusung asa
pada hati yang binasa
murkanya hanya sekali
menyiasati ruag hati
yang kini mulai mati
terkapar sepi
mengiangi hari-hari
yang kian tanpa henti
By : Dahsyat
Langganan:
Postingan (Atom)